Belajar dari Masyarakat Alor
0
Dengan menggabungkan metoda penelitian kebudayaan
dan kepribadian dengan metoda-metoda lain, dilakukan penelitian
yang jitu tentang masyarakat Alor, Indonesia.
Cora Du bois bekerja selama 18 bulan di tengah-tengah orang Alor. Di pelajarinya bahasa Belanda, bahasa Melayu dan bahasa daerah. Dari berbagai macam metoda ternyata di temukan banyak sekali persamaan di antara laporan itu dan persesuaian dengan kesan yang diperoleh penulis etnografi tersebut. Metoda ini memperkecil kemungkinan adanya prasangka dan subjektivitas dalam deskripsi kepribadian orang-orang Alor.
Emil Oberholzer, analis Rorschach, mengatakan bahwa orang Alor saling curiga-mencurigai dan tidak percaya satu sama lain. Dia memperoleh kesimpulan bahwa mereka itu pasif, tidak kreatif dan tidak mempunyai sesuatu tujuan yang membutuhkan usaha yang harus di pertahankan. Menurut anggapannya orang-orang Alor itu gampang sekali menyerah kepada ledakan emosi, rasa marah dan keinginan mengamuk. Mereka tidak mengenal rasa persahabatan yang akrab.
Analisa gambar-gambar mengemukakan, bahwa anak-anak itu diliputi oleh rasa kesunyian dan tidak memiliki daya kreatif. Kardiner mencatat, bahwa gambar yang berupa ayah tidak dijadikan teladan atau tidak diidealisir dan pembentukan superego mereka lemah sekali.
Aspek hidup apakah yang menghasilkan gambar yang menyedihkan ini?
Read More