Malam Pertama (Bagian I)

0
Tidak ada yang paling dinanti pasangan pengantin baru selain menikmati malam pertama. Agar sukses apa saja yang harus dipersiapkan?


Segala sesuatu memang selalu ada yang pertama, termasuk pertama bercinta. Untuk kali pertama sepasang pengantin menikmati  indahnya menjadi suami istri.
Mengungkapkan cinta terdalam antara suami istri dalam hubungan seksual. Sayangnya tidak sedikit pasangan yang gagal dalam menyelesaikan malam pertama mereka.
Ada saja permasalahannya. Seperti rumor bahwa perempuan selalu merasakan kesakitan ketika melakukan hubungan seksual untuk kali pertama. Atau ada juga suami yang ketakutan melihat tubuh istrinya. Akibatnya malam pertama menjadi malam peristiwa yang traumatis.
Padahal di katakan dr. Susanto Suryaatmadja,MS SpAnd seharusnya tidak seperti itu. Malam pertama seharusnya menjadi malam yang tidak terlupakan.
Karenanya pasangan pengantin harus memahami pendidikan seks. Sehingga tahu bahwa perempuan tidak perlu kesakitan ketika berhubungan seksual untuk kali pertama.
Karena rasa sakit disebabkan keringanya vagina akibat tidak ada rangsangan dari suami. “ Vagina menjadi kencang sehingga waktu penis dimasukkan, akan terasa sakit, kata Susanto.
Secara umum vagina adalah area yang lembab. Tapi untuk melakukna hubungan seksual butuh kelembaban yang lebih. Untuk mendapatkannya, wanita harus mendapatkan rangsangan seksual. “Jika sudah terangsang, wanita secara perlahan akan membuka kakinya, sebagai tanda vagina siap melakukan hubungan seksual,” paparnya.
Komunikasi
Untuk beraktivitas seksual, ada tiga hal yang harus dipahami pasangan suami istri, yaitu foreplay (pemanasan), coitus (senggama) dan after play. Namun terlepas dari tiga hal itu komunikasi mutlak diperlukan.
“Komunikasi itu diperlukan untuk mengetahui titik-titik rangsangan yang berpengaruh terhadap bagian selanjutnya. Laki-laki perlu mengetahui titik-titik erotis mana saja yang membuat istrinya terangsang. “ terang Susanto. “
Ada sekitar 27 titik, yaitu di bibir, leher, puting payudara,  pusar, lutut dan lainnya. Masing-masing orang tidak sama.” Imbuh dokter yang banyak mengisi acara tentang seks itu.
Tahap selanjutnya setelah foreplay adalah coitus, atau senggama. Setelah  penetrasi terjadi posisi terbaik menurut Susanto adalah woman on top atau perempuan di atas. Dengan posisi ini wanita labih mudah mendapatkan posisi yang pas dan akhirnya bisa mengalami orgasme.
Tapi masalah belum selesai sampai disitu. Ketika terjadi orgasme, biasanya laki-laki lebih cepat ketimbang wanita. Akibatnya wanita terkadang membuat orgasme palsu, karena tidak ada komunikasi yang terjadi.
“Akibatnya istri akan malas dan capek berhubungan di lain waktu. Untuk itu komunikasi sangat penting, istri harus berani mengatakan sehingga suami bisa saja memperlambat ejakulasi agar istri juga bisa merasakan orgasme,” saran Susanto.

lanjut Malam Pertama II

0 komentar: