Menjadi Model Professional vs Sesi Photo Prewedding (Bagian I)

0


Menjadi model itu ternyata ga gampang yah…itulah yang saya simpulkan setelah membaca buku ini. Beberapa alasan mengapa terkadang tidak di setiap sesi photo prewedding mendapatkan 'cemistri'…mungkin karena 'couple' nya tidak biasa di foto atau menjadi tegang karena suasana…Hasilnya…terlihatlah senyum yang ‘basi’, gaya yang terlihat kaku (tidak luwes) dll.  Kalo saran saya sih…musti ada persiapan buat 'couple' yang mau photo prewedd…biar bagus gitu jadinya..Selain itu juga memudahkan tugas photographer nantinya....hehe
Ga musti…detail sekali sih belajar bahasan ini..paling tidak sekedar tau dan langsung praktek. Soalnya kalo kebanyakan belajar ga jadi-jadi  deh motonya…

Setiap model perlu membekali diri dengan pengenalan medan yang akan dihadapinya. Caranya adalah dengan mengenali segala sesuatu yang menjadi ruang lingkup pekerjaannya. Lingkup pekerjaan model terbagi tiga, yaitu Foto Model, Catwalk Model dan Model Iklan.

1. Foto Model
Foto model adalah model yang menjalani pekerjaannya melalui proses pemotretan. Pada saat pemotretan, seorang model harus mampu menerjemahkan konsep yang dibuat pengarah gaya. Disampaikan melalui media cetak, image suatu produk dapat tercapai dari hasil penerjemahan model tadi.

Jenis-jenis Foto
Ada tiga macam foto yang bisa di lakukan oleh para model, yaitu foto close-up, foto medium-shot dan foto long –shot.

a.Foto Close-Up
Foto Close-Up adalah pemotretan yang di fokuskan pada bagian tertentu, misalnya wajah atau tangan saja. Karena itu, yang diharapkan dari seorang foto model pada pemotretan close-up adalah permainan karakter  yang maksimal. Mata dan ekspresi wajah merupakan kekuatan dalam foto semacam ini.


b.Foto Medium-Shot
Foto medium-shot adalah foto setengah badan, yaitu pemotretan yang sifatnya lebih luas dari pada foto close- up. Dalam foto setengah badan ini, seorang model harus mengatahui luas bidang dan menguasai ruang yang tersedia. Dengan demikian, ia dapat menyerasikan bagian-bagian tubuh yang masuk ke dalam bingkai kamera. Bagaimana posisi tangan, bahu dan pinggul di dalam foto tampak harmonis. Bandingkan perbedaan ekspresi dan gaya pada foto medium-shot dengan busana kasual dan gaun malam. Model yang professional akan menghadirkan aura  yang sama sekali berbeda.

c. Foto Long-Shot


Foto long –shot adalah foto seluruh badan. Dalam foto long-shot, model akan di hadapkan pada bidang yang lebih luas. Seperti juga dalam foto medium-shot, model  harus mengetahui secara luas bidang yang tersedia sehingga ia dapat memperhitungkan pengisian ruangnya. Misalnya, bagaimana gaya untuk menempatkan kedua tangan dan kaki.

Pihak-pihak yang terlibat dalam pemotretan
a. Redaktur Model/Kecantikan
Jika pemotretan di maksudkan sebagai pengisi halaman model/kecantikan sebuah media, pihak pertama yang menentukan perlu tidaknya sebuah pemotretan dengan model adalah para redakturnya. Media yang di maksud bisa saja berupa majalah, tabloid buku, atau surat kabar. Sesuai dengan sebutannya, redaktur model/kecantikan adalah para redaktur yang bertugas memproduksi tulisan tentang kecantikan. Pada beberapa media, tugas dan jabatan redaktur mode dipisahkan dari redakdur kecantikan, tetapi ada juga yang menggabungkannya.
Redaktur mode dan kecantikanlah yang  mempunyai konsep sebuah tulisan tentang mode atau kecantikan. Jika tulisan tersebut membutuhkan visualisasi, dialah yang menentukan bagaimana bentuk visualisasi tersebut.
Selain redaktur, pemotretan dapat juga dilakukan oleh biro iklan. Biasanya konsep foto iklan digarap oleh beberapa orang berdasarkan permintaan klien/pemesan. Konsep tulisan/iklan dan bentuk visualisasi inilah yang akan diterjemahkan oleh pengarah gaya/ fashion stylist.

b. Pengarah gaya/ Fashion stylish/Koordinator pemotretan


Dalam pemotretan, tugas pengarah gaya adalah memvisualisasikan sebuah konsep tulisan dari redaksi/ konseptor, ke dalam pose-pose model yang akan di foto oleh fotografer. Para redaktur mode atau konseptor iklan juga merangkap sebagai pengarah gaya. Bisa juga redaktur mode meminta orang lain menjadi  pengarah gaya, misalnya pengarah gaya freelance yang bukan redaktur mode media tertentu. Untuk memvisualisasikan sebuah konsep pemotretan, seorang pengarah gaya akan menentukan banyak hal dan mengkoordinasikannya hingga daapt mewujudkan konsep yang diinginkan.

Faktor-faktor yang harus ditentukan oleh seorang pengarah gaya atau koordinator pemotretan antara lain:

Model
Seorang pengarah gaya akan memilih model dengan kapasitas seperti yang dibutuhkan konsep yang dibuatnya. Seorang model memang dituntut untuk mempunyai kekayaan ekspresi. Akan tetapi tidak dapat di pungkiri jika ada beberapa factor alam yang ikut menentukan tepat atau tidaknya seseorang untuk memperagakan suatu produk. Misalnya untuk pemotretan busana bernuansa Indonesia Timur yang eksotis, akan lebih tepat jika pengarah gaya mencari model yang  berkulit gelap , berambut keriting dengan raut wajah eksotis.  Hai ini yang mendorong sebuah majalah wanita untuk menetapkan kriteria pemenang berbusana tradisional, dalam pemilihan model yang mereka adakan setiap tahunnya. Alasannya tidak setiap orang dapat terlihat pantas dan luwes saat mengenakan busana tradisional. Sebuah pemikiran yang pas, karena akhirnya kebanyakannya pemenang kriteria ini menjadi model untuk produk-produk fashion dan kecantikan yang berbasis pada kekayaan tradisi, seperti kebaya atau kosmetika tradisional.

  
resumed from: Kiat Menjadi Model Profesional, Ratih Sanggarwaty, Jakarta 2003, Gramedia.

0 komentar: