Kiat Ngobrol dengan Calon Mertua

0

Penyanyi, geulis (cantik ; bahasa Sunda-pen) asal Bandung, Nadilla, 
kini sudah menikah dengan Fathur.
Ketika menerima cinta Fathur, dia berharap bisa selalu dekat. Nyatanya, dia jauh. Fathur ada di Jakarta. Untuk membunuh rasa sepinya.
Nadilla sering berkomunikasi verbal lewat  ponsel.
“Dalam sehari, aku bisa telepon-teleponan dengan Kang Fathur sampai tujuh kali. Kalau lagi kangen banget bisa sepuluh kali. Tergantung kadar kangennya, “ tutur dara kelahiran Cimahi, 28 Desember 1978 ini kepada Rakyat Merdeka (9/2/2001)

Komunikasi merupakan suatu hal yang urgen dan signifikan dalam upaya meraih kesamaan visi dan misi dengan si dia. Melalui bahasa lisan, kita bisa menyatakan suatu hal, baik yang bersifat konkrit maupun non konkrit.
Sungguh pun begitu, tidak semua orang pandai mencari dan mempergunakan kata-kata yang tepat serta lengkap untuk mencerminkan pikiran dan perasaan yang sebenarnya. Sebuah perkataan belum tentu mengandung makna yang sama bagi semua orang. Kita perlu mempergunakan kata-kata yang jelas, agar tidak terjadi salah faham.


Penguasaan istilah, juga merupakan factor penentu lancar atau tidak lancarnya kegiatan komunikasi verbal. Kalau kita tidak mengetahui secara persis makna suatu istilah, sebaiknya tidak mempergunakannya. Ya, lebih baik ngobrolah secara biasa-biasa, namun berbobot dan menunjukkan kualitas diri. Maksudnya, materi obrolan dan cara kita ngobrol itu bisa dianggap layak sebagai calon menantu.



Jangan sampai pula kita tiba-tiba gugup tatkala berhadapan dengan calon mertua, calon kakak ipar atau adik ipar, atau paman. Soalnya, sering terjadi kita gugup tatkala diajak ngobrol oleh calon mertua. Ada pula di antara kita yang pandai mewarnai suasana pertemuan, namun kebablasan sehingga akibatnya dinilai oleh calon mertua sebagai orang yang sok alias keminter(bahasa Jawa, pen).
Tak  cuma itu, terkadang kita-sudah beberapa puluh menit bahkan berjam-jam duduk di ruang tamu-ternyata tidak ada materi obrolan yang runtut. Materi obrolan cenderung lompat-lompat. Misalnya, bertanya ini-itu, berulang –ulang kali. Padahal sebelumnya sudah sempat di tanyakan kepada calon mertua.

Cobalah cermati materi pertanyaan yang sempat diulang-ulang, dengan bahasa yang sedikit berbeda.
“Kalau bapak dinas di mana, ya?”
“Jadi, bapak bekerja di instansi itu. Pekerjaan bapak itu apa ?”
(Setelah diselingi dengan suasana rada kaku dan basa-basi mencicipi makanan –minuman ringan. Tertawa. Tersenyum. Seorang pemuda bertanya lagi kepada calon mertuanya)
“  Kalau itu, foto yang di dinding tembok, foto bapak ketika dinas di mana ? itu foto bapak sedang bekerja ya ?Dengan rekan-rekan kerja bapak? Rekan bapak kerja di mana?
(Mungkin karena kesal di Tanya dengan materi yang sama. Calon mertua pun menjawab dengan nada tinggi)
“Adik ini apa benar-benar kuliah? Bagaimana sih. Kan tadi sudah tanya soal pekerjaan. Bapak sudah menjelaskan. Masa ditanya lagi.
Jadi, apakah ada kiat untuk mengatasi kesulitan ngobrol dengan calon mertua?
Jawabannya, ada.

Kita mengenal cerita yang dilakonkan Presiden AS, Franklin Delano Roosevelt dimana perang Dunia II silam.
Saat itu Roosevelt sering di kunjungi tamu. Kepada sekretaris kepresidenan, dia menugaskan untuk mengetahui biodata lengkap calon-calon tamunya. Misalnya, soal nama istri, asal-usulnya, nama anak-anaknya, pendidikannya, hobinya, aktivitasnya dan lain-lain. Akibatnya, banyak tamu yang tercengang heran tatkala ditemui oleh Roosevelt.
Nah, kita bisa berguru kepada Roosevelt sebelum bertemu dengan calon mertua. Coba cari informasi tentang biodata diri calon mertua.Penguasaan informasi semacam ini selain bermanfaat untuk melancarkan obrolan, juga bisa menumbuhkan simpati dari calon mertua. Bahkan bisa “mengambil hati” calon mertua dalam tataran kompetisi dengan nominator calon menantu lainnya.




Untuk pasangan-pasangan yang akan segera menikah, kami ucapkan selamat meraih mimpi Anda.

0 komentar: