Kiat Mempengaruhi Jiwa dan Akal Anak (Bagian II)

0
5. Sampaikan Nasihat, tugas dan Perintah secara bertahap

6. Bicaralah terus terang dan tidak bertele-tele

Berbicara secara langsung dan tidak bertele-tele dalam memberikan pemahaman kepada anak tentang kebenaran, akan menjadikan anak lebih siap  dan lebih kuat menerimanya. Sementara itu cara yang bertele-tele dan berbelit-belit tidak akan memperoleh tempat dalam berinteraksi dengan anak.
Bicaralah secara runtut dalam suasana yang tenang dan menyenangkan, dengan sentuhan yang mengagumkan, dan mengunakan sapaan, “Wahai anakku”, agar si anak dapat memahaminya.

7. Bicaralah sesuai dengan tingkat Intelektualitasnya
Jika kita mengetahui pertumbuhan yang dicapai akal anak maka akan mudah bagi kita untuk memecahkan banyak persoalannya. Dengan hal itu, kita akan mengetahui kapan kita harus bicara kepadanya, kalimat macam apa yang dipilih, dan gagasan apa yang kita ajukan kepadanya. Seperti manusia lainnya, seseorang anak memiliki keterbatasan yang tidak dapat diterobosnya. Akal dan pemikirannya, masih dalam proses pertumbuhan dan perluasan.

 Kalimat yang telah memenuhi sifat-sifat kalimat edukatif yang baik, yakni sebagai berikut :
  1. Kalimatnya pendek, dengan enam kata dan dua belas suku kata. Kalimat itu cocok untuk anak kecil.
  2. Kalimatnya mudah diucapkan dan tidak ada kata yang sulit diucapkan.
  3. Kalimatnya mudah dipahami dan muatannya jelas.
  4. Kalimatnya mudah dihafalkan karena mempunyai unsur sajak.  Yakni ada kesamaan bunyi pada kedua ujung penggalan kalimat.
  5. Penggalan-penggalan kalimatnya, sesuai dengan jiwa anak dimulai dengan sapaan, ada jeda, dan ada pertanyaan.
Contoh Rasulullah saw.bercanda dengan hal-hal yang bisa mereka rasakan, pahami, dan ketahui. Rasulullah saw. Bertanya kepada seorang anak..”Hai Aba ‘Umair, sedang apa nughair itu? Yang di maksud Rasulullah saw dengan nughair adalah burung kecil yang menjadi mainan anak itu.

8. Gunakan Metode “Apa Kendalamu, Nak?”


Dialog yang tenang akan menumbuhkan kemampuan akal, memperluas wawasan, merangsang aktivitas akal anak dalam memahami realitas kehidupan. Melatih anak untuk berdiskusi dan berdialog akan membuat orang tua memetik si anak akan mampu mengutarakan pendapat-pendapat dan gagasannya serta berani menuntut hak-haknya di hadapan orang dewasa.

9. Latih. latih dan latih
Melatih anak akan membuatnya mengetahui dan mengerti. Ketika si anak mengawali pertumbuhan dengan mulai mengaktifkan kedua tangannya, sesungguhnya ia sudah mulai merangsang otaknya untuk berkembang. Ia akan menyaksikan bagaimana sesuatu dilakukan dan kemudian diulanginya. Akhirnya, ia akan melakukan sesuatu dengan baik, selangkah demi selangkah.

Agar latihan yang kita lakukan terhadap anak sukses, kita harus memerhatikan hal-hal berikut :
  1. Memberikan tugas sesuai dengan jenis kelaminnya.
Tidaklah tepat menugasi anak laki-laki untuk mencuci piring sementara anak-anak perempuan di suruh untuk mengangkat beban.

  1. Memberi tugas sesuai dengan usianya
Tidaklah tepat menyuruh anak perempuan yang masih kecil untuk mencuci piring yang bertumpuk-tumpuk sehingga memakan waktu lebih dari satu jam.

  1. Bertahap dalam melatih
Jika Anda ingin melatih anak pergi ke supermarket, untuk pertama kali janganlah di suruh pergi ke supermarket yang jauh. Jangan pulanyauruh berbelanja  barang yang harganya tinggi.

  1. Tidak mencercanya jika salah
Jika Anda menyuruh anak Anda untuk membeli sesuatu dan ternyata barang nya salah, janganlah Anda mengecamnya dengan mengatakan “Ah, coba saya tidak suruh kamu” atau “Seharusnya saya bisa memercayai kamu” atau “Mana otakmu”

diambil dari :25 Kiat Mempengaruhi Jiwa dan Akal Anak, Muhammad Rasyid Dimas, Syamil Cipta Media, 2005.

0 komentar: